Invitation IWACE |
Audience yang antusias..... |
Tari Merak oleh Sanggar Budaya Hong Kong |
Disela-sela acara, seorang BMI meluncurkan sebuah buku kumpulan beberapa tulisannya yang telah dimuat di beberapa media Hong Kong dan tanah air. Buku yang ditulis oleh Arista Devi berjudul Empat Musim Bauhinia Ungu. Dalam buku yang mengisahkan suka duka kehidupan BMI Hong Kong yang nyata terjadi. Namun kisah tersebut dikemas dalam berbagai cerita sehingga menjadi bacaan yang menarik. Selain launching buku, beberapa peserta pameran juga memajang buah tangan mereka. Di antaranya pernak pernik yang terbuat dari manik-manik, tas yang dibuat dari sampah daur ulang sehingga mejadi sebuah tas yang cantik, bunga yang diukir dari sabun dan masih banyak lagi barang-barang yang dipamerkan.
Suksesnya acara tak lepas dari tangan dingin seorang bule yang biasa disapa Mas Chris. Pria yang berasal dari United Kingdom (UK) tersebut sangat mencintai budaya Indonesia. Selain sebagai Treasurer/advicer di TCKLC, Mas Chris juga Presiden sebuah lembaga pendidikan Living Values Education (LVE) dengan senang hati membantu/mencarikan link-link yang berhubungan dengan pendidikan/budaya. Dengan harapan BMI Hong Kong menjadi BMI yang cerdas dan mampu menjunjung tinggi kebudayaan Indonesia, serta menanamkan rasa cinta akan nilai-nilai budaya yang dimiliki Indonesia. Beberapa organisasi/individu pun dengan sukarela bahu membahu demi kelancaran acara.
Indonesian Worker's Art and Cultural Exhibition yang diselenggarakan oleh TCKLC kemarin, mendapat dukungan baik dari beberapa pihak. Bentuk dukungan dari Bank Negara Indonesia (BNI) dan Dompet Duafa Hong Kong adalah dengan menjadi sponsor untuk acara tersebut. Lalu kemana Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI)? Menurut Crista, KJRI tidak mau mendukung acara tersebut dengan menolak menjadi salah satu sponsor. Ketika dimintai alasan, pihak KJRI hanya menyampaikan tidak ada alasan apa pun.Sangat disayangkan dengan sikap KJRI yang seharusnya menjadi rumah/tempat bernaung bagi warganya justru terkesan "memusuhi". Tapi itu sudah menjadi rahasia umum.
Di antara tamu non BMI yang datang berkunjung, ada beberapa warga lokal, serombongan mahasiswa UII yang kebetulan sedang melakukan riset di Hong Kong dan mampir ke acara IWACE. Dan juga hadir Mr Paul O'Connor seorang penulis yang juga Adjunct Assistant Professor Department of Antrophology, The Chinese University of Hong Kong. Penulis buku Islam in Hong Kong : Muslims and everyday life in China's world city tersebut datang bersama istri dan 3 anaknya. Mereka merasa takjub dengan budaya Indonesia. Bahkan menawarkan untuk ikut membantu untuk event selanjutnya. Nah! kalau orang luar saja mengapresiasi seni dan budaya Indonesia, kenapa kita tidak?
So, be ready for the next event on earlier April, See you there....
2 comments:
Good Job. Thats why you interviewed mas Chris yesterday iya kan hmmm....
Terima kritik / correction ga miz Y.W.K ? :D
Ini bu sec lulus ya? oh silaken bu..dengan senang hati menerima jahitan eh kritikan.....
Kemarin cuma ngobrol biasa dengan Mas Chris kok...
Post a Comment