Search This Blog

09 July 2012

# 3 # Siapa BiLang Jadi TKW Itu Enak? (AKU BUKAN "ATM")

"Dancuk!!! Rumangsane aku iki neng Hong Kong gak butuh duit tah?” Dikirimi pira-pira kok panggah kurang wae, jan-jane apa toh sing dituku wong ngomah ki? Aku ngrasakne kok kelar mumet. Masa kebutuhane ngluwihi kebutuhane sing kerja. Rumangsane aku ki apa ATM ngana pa piye? Tak belan-belani kirim, jebule digawe selingkuh. Sapa sing ora mangkel?" Seorang mbak terlihat emosi setelah menyudahi obrolan di telpon, entah dengan siapa.
"Sabar ta mbak…" sahut yang lain.
"Owalah, nasibmu kuwi kok meh padha karo aku ta Yu, aku iki ya bola bali kapusan duwit wae. Aku wonge ora mentalan dadi  ya kuwi sing marai aku diakali kanca-kancaku dhewe. Nek wis ngene ki jan muangkel. Biyen nyilihe duwit penak, la barang saiki wayahe mbalekne diicir wae marai dhuwitku mawut. Sing marake nesu maneh dadak ora kenek ditelpon tiba tanggale, tambah nemene ngenteni ditagih dhisik. Arep ora nesu ki ya piye jal?" Suara lain ikutan menyeletuk.

Begitulah obrolan saur manuk  yang sering terdengar di Toko Indonesia. Terlihat beberapa Buruh Migran Indonesia (BMI) bergerombol, saling bertukar cerita atau sekedar mengungkapkan kekesalannya.  Tak jelas awal mulanya, cerita mengalir begitu saja. Ketika salah satu dari mereka memulai cerita, yang lain akan sambung menyambung bercerita. Maka terjadilah obrolan yang seru antara mereka walau tak saling kenal.Sepintas obrolan seperti itu sudah biasa dan sering terdengar di mana-mana. Sesekali diselingi guyonan, tetapi lama kelamaan mulai serius menceritakan atau bertukar cerita masalah masing-masing. Berbicara mengenai persoalan uang, seakan tak ada habisnya. Selalu saja ada cerita berbagai versi bermunculan. Tak sedikit BMI yang mengeluh mengenai uang. Entah karena utang atau karena selalu dijadikan “ATM” dari keluarga bahkan tetangga pun ikut-ikutan (pinjam duit) dalam jumlah yang tidak sedikit. Misalkan buat Mantu atau mungkin sunatan yang umumnya dirayakan gedhe-gedhean. Di kampung juga lazim, jor-joran antara yang satu dengan yang lain. Kebacut tenan!!

Orang awam di Indonesia sana, mungkin selalu berpikir kalau bekerja di Hong Kong selalu berlimpah uang. Padahal kenyataannya tidak selalu begitu. Dengan gaji HK$ 3740 (sekitar Rp 4.547.840, tergantung kurs) itu juga bagi yang digaji full, seorang BMI harus pandai mengatur keuangan. Berapa yang mesti dikirim ke keluarga, berapa untuk kebutuhan diri sendiri di Hong Kong dan berapa pula yang masuk ke rekening tabungan. Bagaimana pun BMI harus punya tabungan untuk keperluan tak terduga atau masa depannya. Jadi kalau orang berpikiran BMI banyak uang, itu bisa salah bisa juga benar. Toh semua itu hanya sawang sinawang saja.

Mendengar dan melihat keluh kesah mereka, sangat terasa bebannya. Ketika mereka dimintai sejumlah uang dengan nominal yang tidak sedikit. Apa keluarga mereka tidak tahu atau tak mau tahu bahwa gaji BMI tak lebih dari HK$ 3740, bahkan masih ada yang digaji HK$ 1800-2000 (gaji underpayment yang menyalahi peraturan HK), tetapi mengapa ada yang meminta lebih dari itu? Bisa dimaklumi jika kebutuhan mendesak, karena ada keluarga yang sakit atau apa. Namun, kalau untuk kebutuhan jor-joran, apa itu bukan suatu beban? Kalau sudah begitu, darimana BMI mendapat uang kalau tidak ngutang sama teman atau perusahaan financial? Nah! Kalau sudah berurusan dengan utang/uang, urusan bisa semakin pelik. Masalah utang piutang, kadang datang dari tuntutan keluarga di IndonesiaSebenarnya berhutang pada perusahaan financial yang ada di Hong Kong, tak ada salahnya buat BMI asal mereka punya tanggung jawab. Namun, perlu digaris bawahi, BMI HK terikat kontrak kerja. Dan sebagai BMI kita tak pernah tahu akan nasib. Jadi, akan lebih baik kalau dihindari sebisa mungkin untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. 


Terjerat utang pada perusahaan finansial, bukan perkara sepele. Jika tidak punya rasa tanggung jawab dan kesadaran terhadap kewajiban, urusan bisa melebar kemana-mana. Sering terjadi, berimbas kepada si pengutang. Diterminate sebelum berakhir masa kontrak kerja. Kalau sudah begitu, siapa yang kelabakan? Diri sendiri kan? Di Hong Kong, banyak BMI terjerat utang, saling menipu sesama BMI, dan masih banyak lagi. Kejadian ini sudah sering terjadi, tapi entah kenapa masih saja terus terjadi. Belakangan muncul penipuan via sms yang mengabarkan menang undian sekian puluh juta, bahkan kian marak terjadi. 


Rupanya BMI-HK adalah sasaran empuk bagi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Semakin banyak juga tawaran investasi yang menggiurkan. Dan sayangnya banyak juga yang terlena oleh tawaran semacam itu. Sebaiknya pahami dan pelajari dulu apa yang ditawarkan. Berpikir seribu kali belum mengambil keputusan yang mungkin bisa merugikan dan menyesal dikemudian hari. Tetapi, jangan takut mencoba hanya berhati-hatilah.