Mungkin ada yang bisa merasakan apa yang aku rasakan ketika kehilangan seorang ibu. Jujur aku belum pernah bisa membahagiakan beliau semasa hidupnya. Malah simbokku yang selalu berusaha membuatku tersenyum ketika beban hidup menghampiriku. Simbok yang selalu menguatkan aku untuk selalu berdiri tegak. Sepertinya hidupku lebih berat ketimbang simbok yang telah lama menjalani semua fase hidup dibandingkan aku. Simbok selalu ada buatku. Ketika cobaan hidup menerpaku, simbok ada disana, untukku.
Tak ada yang lebih menyakitkan di dunia ini selain kehilangan Simbok untuk selama-lamanya. Saat mendengar kabar Simbok meninggal, dunia terasa runtuh. Aku limbung, aku ingin menangis tapi tak satu bulir pun air mata menetes. Aku ingin berteriak, namun suaraku tersekat di kerongkongan. Aku tak tahu harus bagaimana. Seolah jiwaku pergi bersama Simbok. Aku hanya terduduk lemas tak berdaya.
Baru ketika malam tiba, aku bisa menangis meraung-raung menumpahkan segala sesak di dada. Amarah, benci, kerinduan, cinta, kesedihan tertumpah dalam tangisku malam itu. "Kenapa saat ini ya Allah? Kenapa harus sekarang? Kenapa harus aku yang harus menerima cobaan ini?" sejuta tanyaku dalam hati.
Sampai saat ini aku masih sangat merindukan simbokku dan apa yang bisa kulakukan selain menangis? Aku hanya bisa berdoa dan mendoakan semoga Simbok bahagia di sisi-Nya. Kalau itu memang yang terbaik, aku harus ikhlas. Ya Allah, muliakan simbokku di sisi-Mu. Amin
Tak ada yang lebih menyakitkan di dunia ini selain kehilangan Simbok untuk selama-lamanya. Saat mendengar kabar Simbok meninggal, dunia terasa runtuh. Aku limbung, aku ingin menangis tapi tak satu bulir pun air mata menetes. Aku ingin berteriak, namun suaraku tersekat di kerongkongan. Aku tak tahu harus bagaimana. Seolah jiwaku pergi bersama Simbok. Aku hanya terduduk lemas tak berdaya.
Baru ketika malam tiba, aku bisa menangis meraung-raung menumpahkan segala sesak di dada. Amarah, benci, kerinduan, cinta, kesedihan tertumpah dalam tangisku malam itu. "Kenapa saat ini ya Allah? Kenapa harus sekarang? Kenapa harus aku yang harus menerima cobaan ini?" sejuta tanyaku dalam hati.
Sampai saat ini aku masih sangat merindukan simbokku dan apa yang bisa kulakukan selain menangis? Aku hanya bisa berdoa dan mendoakan semoga Simbok bahagia di sisi-Nya. Kalau itu memang yang terbaik, aku harus ikhlas. Ya Allah, muliakan simbokku di sisi-Mu. Amin