Search This Blog

27 March 2012

Kedatangan Presiden SBY Disambut Demo Oleh BMI HK

1500 Buruh Migran Indonesia kepung KJRI HK
Minggu (25/3) adalah hari yang bersejarah bagi Buruh Migran Indonesia (BMI) di Hong Kong. Menyambut kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, BMI Hong Kong melakukan aksi demo besar-besaran. Bahkan sejak hari Sabtu (24/3), SBY telah disambut demo oleh sebagian BMI yang libur atau pun BMI yang tidak libur tetapi mendapatkan izin dari sang majikan untuk bergabung demo hari itu. Demo dilakukan dua gelombang di tempat yang berbeda. 


Demo gelombang pertama, diadakan di pintu belakang Hotel Shangri La, Admiralty, di mana SBY beserta istri dan rombongannya menginap. Karena ketatnya penjagaan di sekitar hotel, maka demo hanya diikuti oleh sekitar 100 BMI HK. Akan tetapi beberapa perwakilan dari buruh migran Filipina pun ikut mendukung dan bergabung dalam aksi tersebut. Bahkan dalam orasinya, salah satu perwakilan buruh dari Filipina meneriaki Presiden SBY.
"SBY...shame on you. Look they are a woman, why you dont want to come down and talk to them as a man?" begitu dia berteriak yang disambut gegap gempita buruh migran Indonesia.
100 Demonstran yang berada di belakang Shangri La Hotel.
Seperti dilansir di beberapa media, Presiden SBY melakukan kunjungan ke Hong Kong selain bertemu dengan Chief Executive Hong Kong  Special Administrative Region (HK SAR), Donald Tsang, juga untuk melakukan dialog dengan perwakilan BMI, tapi pada kenyataannya tak satu pun dari organisasi vokal yang ada di Hong Kong diundang untuk bertatap muka dengan Presiden Republik Indonesia tersebut.


Dengan alasan keamanan dan keselamatan, orang nomer satu di Indonesia itu meminta penjagaan dan pengawalan ketat. Kurang lebih 400 polisi dikerahkan sejak (24/3) kedatangan Presiden SBY berserta rombongan yang sehari sebelumnya berada di Shanghai, China. Namun, keberadaan 400 polisi tak membuat gentar dan menyurutkan langkah para buruh migran. Mereka tetap berjuang demi hak-hak yang terabaikan. Dalam tuntutannya selain menolak harga BBM, BMI HK juga menyerukan Tolak KTKLN, Izinkan Kontrak Mandiri, Cabut UUPPTKILN No 39/2004.


Harapan BMI setelah kunjungan Presiden SBY ke Hong Kong akan adanya perubahan nyata terkait hukum perburuhan untuk BMI Hong Kong. Akan tetapi harapan itu sepertinya sulit terwujud karena tak pernah ada dialog yang benar-benar mewakili BMI. Dialog yang ada telah di setting oleh Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) di Hong Kong. Sepertinya KJRI HK tak ingin kebobolan tentang borok-boroknya selama ini.


Kekecewaan tak cuma dirasakan oleh BMI, tetapi salah satu perwakilan media berbahasa Indonesia di Hong Kong pun ikut kecewa. Saat diberi kesempatan berorasi di depan massa, wartawan tersebut membacakan sms dari Konjen RI, Teguh Wardoyo. Berikut isi sms tersebut," Pak Lud, maaf tempat sudah penuh, maka kami menolak anda untuk masuk ke ruang dialog."


Ditutup dengan pembacaan doa dan sholawat, para demonstran bubar. Mereka beralih tempat menuju KJRI HK.


Membludak
Pada gelombang kedua yang dilakukan di depan KJRI, demonstran kian membludak. Diperkirakan 1500 demonstran memadati jalanan 127-129 Leighton Road, 6-8 Keswick Street, Causeway Bay. Ketika massa tiba di depan KJRI, tak terlihat polisi berjaga-jaga seperti biasanya. Ini jarang terjadi, ketika demo tak ada polisi di tempat demo.


Eni Lestari (Ketua IMA) saat berorasi didampingi Anik Setyo (Ketua Imwu)
Seperti yang dikatakan Antik Pristiwahyudi, mantan ketua Indonesian Migrant Worker Union (IMWU), "Massa yang diperkiraan 800 orang, tapi terlihat massa kian membludak hingga mencapai sekitar 1500 orang lebih". Ketika demo telah berjalan sekitar setengah jam, tampak beberapa polisi datang mengamankan. Bertemu dengan perwakilan buruh migran dan memastikan demo hari itu telah mendapatkan izin. Demo terus berlanjut, berteriak yel-yel hingga menarik perhatian siapa saja yang melintas di jalanan saat itu. Bahkan bergabung hingga massa terus bertambah.


Tak banyak polisi berjaga, karena hari itu, Hong Kong tengah mengadakan pemilihan Chief Executive. Pada hari yang sama pula, di kawasan Causeway Bay ada pertandingan Rugby Sevens, sehingga polisi dikerahkan kedua titik rawan. Polisi dan masyarakat Hong Kong memberikan keleluasaan demo hari itu. Aksi demo pun tertib tanpa pengawalan polisi. Satu bukti bahwa BMI HK bisa menjaga martabat bangsa, berdemo tanpa tindakan anarkis.


Setelah hampir satu jam berlalu, serombongan staff KJRI yang berpakaian rapi, melintas di antara pendemo. Sontak massa berteriak, "Huuuuuuu........" sambil membalikkan jempol. Bukannya masuk ke dalam gedung, beberapa staff KJRI malah berdiri di pojokan sambil sesekali mengambil foto.
Tampak beberapa Staff KJRI berdiri di pojok gedung.
Bahkan ada staff KJRI yang menyeletuk dari belakang,"Arek-arek kuwi padha ngapa?" begitu laporan dari mbak-mbak BMI yang berdiri berjajar di pojok bareng bapak-bapak KJRI. Demo berjalan lancar, rapi, aman dan tertib dengan massa terbanyak sepanjang sejarah BMI HK.
"BMI bersatu, tak bisa dikalahkan!! BMI Bersatu, bergerak, berjuang!!" yel-yel wajib setiap demo. Lanjutkan!!!