Search This Blog

01 June 2012

Kalimat Itu Begitu Perih Menusuk Hati BMI

Kemarin (31/5) dunia Buruh Migran Indonesia (BMI) di Hong Kong, dikejutkan oleh sebuah tulisan seorang penulis terkenal. Seorang Pipiet Senja rupanya telah salah menggoreskan penanya hingga menuai hujatan yang sedemikian rupa. Saya pribadi tidak begitu mengenal dengan beliau ini walau pun saya pernah bertemu untuk mengikuti acara workshop-nya di Hong Kong tahun lalu. Secara saya tidak tertarik dengan metode dan penyampaiannya, maka saat itu saya bersama beberapa kawan "walk out" dari acara tersebut. Saya heran dengan beliau ini, dulu pernah bilang dia peduli dan prihatin terhadap nasib buruh migran. Lalu, apakah ini salah satu bentuk kepeduliannya terhadap BMI HK?


Penulis sekaliber PS, masa iya harus menulis sesuatu yang belum benar dipahaminya? Hanya bermodal "katanya" dari seseorang yang nggak jelas, beliau bisa memainkan jari lentiknya untuk sebuah tulisan yang tak valid sama sekali. Wajar kalau BMI HK merasa kecewa bahkan "sakit hati" membaca tulisannya. Tulisan tersebut (mungkin) telah meracuni pembaca di tanah air yang seperti kita ketahui begitu hina memandang BMI HK. Selama ini begitu santer berita-berita miring tentang BMI HK. Saya yakin, pembaca tulisan PS di tanah air, bergidik membayangkan apa yang terjadi dalam tulisan itu. Atau mungkin malah tidak bisa membayangkan keadaan HK sama sekali. Karena memang jauh dari bayangan.


Saya tidak menampik adanya komunitas tersebut di Hong Kong. Namun siapa PS bagi kalangan BMI, mengapa sedemikian berani menelanjangi/menghakimi satu komunitas di HK? Seberapa jauh beliau ini mengenal lingkungan/komunitas itu di HK? Saya yang bertahun-tahun tinggal di HK saja, masih belum paham dengan dunia mereka (atau saya saja yang bodoh). Berulang kali saya mencoba masuk di lingkungan mereka, tapi sekali lagi saya katakan itu TIDAK MUDAH!! Pertanyaan saya, berapa lama PS tinggal di HK? kok begitu mudahnya beliau memainkan penanya tanpa didukung keakuratannya? Dengan gaya bahasa yang mungkin menurut beliau biar terlihat gaul atau apa lah. Tapi walau hanya sebagai BMI/TKI/TKW/BABU (yang selalu dianggap bodoh), kami bisa merasakan pelecehan dari setiap kalimatnya. Itu juga yang menjadi salah satu faktor penolakan terhadap tulisannya. Kami BMI HK hanya menolak tulisannya, bukan orangnya.


Kemarin, banyak BMI HK memposting status di Facebook yang mengungkapkan kekecewaannya terhadap PS dan saya salah satunya. Saya bukan bagian dari komunitas yang ditulis PS tetapi rasa ke-BMI-an saya telah disentil sedemikian dalam. Tentu saya berontak dan saya juga melihat reaksi yang sama oleh beberapa kawan BMI lain. Maka, saya dan kawan-kawan berinisiatif membuat sebuah group di Facebook. Group tersebut kami beri nama : BMI HK Menolak Tulisan Pipiet Senja. Sesaat setelah group itu terbentuk, saya kebanjiran inbox, sms dan telpon yang menyatakan ingin bergabung dalam group tersebut. Awalnya saya bikin group tersebut khusus untuk BMI HK tetapi karena open group, maka spontan membuat kawan-kawan non BMI HK dan non BMI pun penasaran ingin bergabung.  Saya kewalahan tapi dengan senang hati saya menyambut kepedulian mereka untuk bergabung. Mereka dengan sendirinya tergerak untuk gabung berdiskusi di dalamnya. Bermacam-macam pula reaksinya.


Ini bukan untuk pertama kalinya PS membuat tulisan yang menjatuhkan harga diri BMI, Hong Kong khususnya. Sebelum tulisan yang menuai hujatan kemarin, telah beberapa kali PS memposting tulisan serupa di Kompasiana. Waktu itu ada teman yang mengajak saya membuat pergerakan, namun saya masih diam. Dan mungkin waktu itu juga belum banyak yang tahu. Tapi untuk tulisan kali ini, bagi saya sungguh tidak bisa ditolerir lagi. Maka dengan sengaja saya dan kawan yang lain memposting tulisan tersebut di Facebook. Saya pikir, inilah saat yang tepat untuk bergerak dan kawan-kawan harus tahu. Dan seperti yang saya duga, reaksi muncul dengan begitu cepatnya. Mereka yang tidak tahu menjadi tahu. Dengan amarah yang meletup-letup mereka mengecam keras tulisan PS tersebut.


Saya membikin group tersebut, tentu bukan untuk menyerang balik PS atau pun menjatuhkannya di depan publik. Tetapi, saya dan kawan-kawan ingin berdiskusi dan ingin masyarakat tahu, betapa sakitnya tertusuk kalimat-kalimat yang diukir PS. Perihnya jangan ditanya lagi. Tersayat pisau, terkena setrika panas, mungkin sudah biasa kami rasakan. Tapi untuk kali ini, kalimat itu begitu tajam menghujam tepat di hati BMI. Apa maksud dan tujuan PS menulis itu semua? Kurang HINA kah kami di mata masyarakat Indonesia? Puaskah PS melukai hati BMI HK yang sedikit banyak telah membantu membeli buku karyanya? Mereka membeli dari uang gaji menjadi pembantu di negeri beton, bukan dari korupsi.


Semalam ketika saya mencoba menulis ini, saya berusaha kuat menekan emosi yang bisa membakar diri saya sendiri. Dan saya gagal, karena emosi begitu kuat menguasai, maka saya pun menghentikan menulis, kemudian saya lanjutkan pagi ini berharap ada kekuatan baru dalam diri saya. 


Kemarin setelah tulisan PS diunggah kemudian menuai kontroversi, PS pun sempat mengganti judul tapi tetap saja tidak mampu meredam amukan BMI HK. Maka PS segera membuat tulisan sanggahan, namun di dalam tulisannya, PS masih  berusaha mengalihkan/berkelit dengan mengatakan ada pihak yang memelintir tulisannya. Saya bertambah emosi membacanya. Sadar nggak sih beliau ini, bahwa BMI lah yang selalu dipelintir-pelintir oleh beberapa pihak yang mencari keuntungan di balik penderitaan BMI. Saya yakin seyakin-yakinnya, tulisan PS yang dikopas murni tulisannya sendiri. TIDAK ADA PIHAK YANG "MEMPERKOSA" kalimat demi kalimatnya. Benar PS telah meminta maaf, tapi di sana masih terbaca dengan jelas rasa ketidak-ikhlasannya. Tulisan PS sengaja didokumentasikan oleh beberapa kawan termasuk saya karena kami yakin tulisan tersebut pasti dihapus nantinya. Dan ternyata benar dugaan kami, link tersebut telah dihapus dari Kompasiana.


Sungguh masalah ini begitu menguras energi kami sebagai BMI HK. Dari beberapa kawan, ada yang bilang pekerjaannya menjadi keteteran gara-gara mengikuti kasus ini di Facebook. Ada yang mengaku telat menyusul momongan mereka, ada yang lupa belanja dari jam biasa dia melakukannya. Saya sendiri, sampai menyenggol setrika panas tanpa sadar. Dan paha saya menjadi korbannya. Dan perihnya tidak sebanding dengan perih di hati saya. Kami BMI HK berharap, untuk ke depannya seorang PS lebih bijak mengolah kata dan mempertimbangkan tulisan sebelum di posting di media. Khususnya tulisan tentang BMI HK. Semoga kedepannya akan lebih mawas diri. Jangan hanya karena sudah punya nama besar terus bisa seenaknya meremehkan BMI HK. "Mbok aja dumeh!!!"




Tulisan terakhir Pipiet Senja yang menuai kontroversi dari BMI HK :

[
CINTA ALA VICTORIA PARK PISANG TERTINGGAL DI VAGINA
Hong Kong, 31 Mei 2012

Berbagai cara dalam meraih dolar dilakukan oleh anak-anak Buruh Migran Indonesia kita yang berdomisili di Hong Kong. Mulai dari yang legal maupun ilegal; dari yang lempang-lurus dan tangguh hingga mereka yang aneh-nyeleneh dan bikin hati teriris miris.
Siang itu, aku nongkrong di sebuah rumah makan milik orang Indonesia di kawasan Causeway Bay. Bukan hari libur, jadi suasananya tidak sehiruk-pikuk hari Minggu. Ketika sedang asyik menikmati nasi campur rending (dagingnya hancur lebur) dengan perkedel dan terong balado, tiba-tiba datanglah dua orang bertubuh tinggi besar.
“Cewek apa cowok, ya Teteh?” bisik teman yang mentraktirku.
“Hmm, sekilas seperti cewek ya,” gumamku, sementara mataku mulai menjelajah.
Sekilas memang tampak seperti dua cewek, seperti bule, kulitnya putih dan tingginya di tataran 170. Tubuhnya sangat berisi, gempal dengan sepasang payudara ukuran super, demikian pula pinggulnya sungguh; bohay aduhay!
Pasangan sejenis itu beberapa saat lamanya asyik memilih menu masakan. Kemudian membawanya ke meja di sebelah kami. Saat itulah mendadak salah satunya mengeluarkan suara bariton, meminta pasangannya untuk mengambilkan sedotan.
“Opppps, bences ternyata,” bisik temanku, menahan tawa yang bila tidak kuperingatkan bisa dipastikan bakal meledak.
Obrolan pasangan itu diumbar dan bisa kudengar dari tempatku makan. Mereka dari Macau. Bisa ditebak jenis profesi apa yang mereka tekuni, pekerja penghibur yang bisa berkelindan antara Hong Kong dengan Macau.

Siapa sangka mereka Buruh Migran Indonesia
“Segala cara dilakukan bangsa kita demi meraih segenggam berlian dan segumpal emas di negeri beton ini,” kata teman yang telah 10 tahun berdomisili di negerinya si
Gayane anak-anak Tebe kita di Victoria Park
Dia bercerita tentang lakon seorang temannya, beberapa tahun yang silam ditemukan sudah “dempet” alias tak bisa dipisahkan, setelah mereka melakukan hubungan seks di pinggir pantai.
“Ada lagi yang lebih ngaco,” lanjutnya semangat.”Saking nafsunya, temanku pake pisang, nah itu pisangnya tertinggal sebagian di anunya!”
“Maksudmu, ketinggalan di vaginanya?”
“Iya, Teteh, terus dilarikan ke UGD!”
Gubraaaak, aaarrrgggh! (Causeway Bay – Hong Kong)]



NB : SAYA TIDAK MENGUBAH/MENGEDIT APA PUN, TULISAN INI MASIH ASLI TULISAN PS.