Search This Blog

22 November 2014

Aku Tetap Mencintaimu

Menjadi ibu kemudian meninggalkanmu, itu sama sekali bukan mauku. Kalau pun sekarang kamu membenci ibu, ibu ikhlas . Kamu terlahir sebagai perempuan, suatu hari kelak kamu akan merasakan menjadi ibu. Dan kamu akan tahu bagaimana rasanya seorang ibu yang jauh dari buah hatinya. Sumpah, ibu tidak pernah melupakanmu walaupun satu detik saja. Kalau banyak orang yang bilang padamu bahwa ibu melupakanmu, ibu maklum karena mereka tidak pernah mengenal ibu secara utuh. Ibu tahu, sekarang kamu belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Kalau sekarang ibu terkesan "melepaskanmu" bukan berarti ibu sudah tidak menyayangi dan melupakanmu. Ibu melakukan itu demi kebaikan kita. Ibu tak mau rebutan dengan siapapun yang bisa mengganggu perkembanganmu. Sejauh kamu bahagia, ibu turut bahagia karena kebahagiaanmu adalah yang utama. 

Kalau ibu terlihat "bahagia" sekarang ini, mungkin karena rasa ikhlas itu. Ibu tahu banyak orang di sekitarmu yang berusaha "mencuci otakmu" dan "meracunimu" bahwa seakan-akan ibu melupakanmu. Ndak papa nak, iyakan saja untuk menyenangkan hati mereka. Sekali lagi, ibu percaya ketika kelak kamu dewasa, kamu akan paham segalanya. Ibu tidak sedang mengingatkanmu untuk membalas jasa karena ibu telah melahirkanmu. Tidak!! itu bukan tujuan ibu. Ibu hanya ingin kamu tahu bahwa ibu tak pernah melupakanmu, itu saja tak lebih. Karena ibu tahu, melahirkan adalah kodrat perempuan yang suatu hari nanti kamu pun akan menjalani kodrat itu.

Bulan agustus lalu, saat ibu pulang dan menjemputmu ibu masih ingat ceritamu dengan wajah takut-takut. Hari pertama, ibu tahu kamu masih ragu untuk mengungkapkan apa yang ada di hatimu dan ibu tak pernah memaksamu untuk bercerita. Ibu biarkan kamu melakukan apa pun yang kamu mau. Hari kedua, kamu sudah merasa ibu bukan "orang lain" dan kamu mulai bermanja-manja. Ibu suka itu, karena ibu pun merasa menemukan anaknya yang telah lama "hilang". Kamu mulai bercerita ini itu tanpa sedikitpun keraguan. Ibu menyimak dengan serius, candaan dan kadang juga "mem-bully" mu [maafkan ibu nak, ibu hanya tidak ingin kehilangan moments saat itu]. Kamu bercerita yang masih ibu simpan di memori sampai sekarang. Bagaimana mereka berusaha "menjatuhkan" ibu di hadapanmu. Bagaimana "racun-racun" itu berusaha dimasukkan alam bawah sadarmu. Ibu hanya tersenyum saja mendengar itu. 

Ya!! ibu memang bukan ibu yang baik buatmu. Ibu tak pernah ada ketika kamu butuhkan. Jadi kamu tak perlu merasa harus balas jasa karena ibu melahirkanmu. Tapi percayalah ibu melakukan itu bukan suatu kesengajaan atau tanpa alasan. Ketika dewasa kamu akan mengerti semua. Hanya menunggu waktu saja. Sekarang nikmati yang ada di depanmu. Berusahalah untuk selalu bahagia, karena bahagiamu adalah bahagia ibu juga. 

Anakku, percayalah ibu masih menyayangi sampai detik ini. Posisimu di hati ibu belum tergantikan oleh siapa pun. You're still my beloved one and the only one for me. 




Dedicated for my beloved one Syalsa 
[22 November 2014, Fanling, Hong Kong]