Search This Blog

05 January 2012

KECEWA yang berbuah MANIS

Tadi pagi, begitu melek byar, aku melihat duit di samping kiriku di atas komputer. Rupanya nyonya, diam-diam meletakkan duit gajianku di atas komputer. Tidak hanya duit gajian tapi juga lengkap dengan kalender 2012. Begitu melihat warnanya, wowww.....kesukaanku, ijooooooo.....
Wis, mataku langsung melek byar weruh duit, tambah ijo pisan weruh rupa ijo....ha ha...komplit..plit...
Rasa amarah semalam, langsung menguap. he he....
(Mungkin Nyonya sedang menghiburku untuk menebus rasa bersalahnya.)

Keluar dari kamar, bukannya ke kamar mandi trus gosok gigi tapi melongok kamar momonganku. Dua-duanya masih tidur nyenyak. Aku mencari nyonya yang telah bangun lebih awal. Tak ku temukan dia, entah di mana. Aku longok setiap sudut kamar sampai dapur, tak ada juga. Jogging, mungkin saja, pikirku. Maka, aku pun ke kamar mandi. Begitu keluar, ku dapati nyonya kemluthik bikin kopi. Untuknya dan untukku juga. ehmmm....betapa baik hatinya nyonya ku ini, kataku dalam hati. (Dan ini salah satu alasan, kenapa aku mau menandatangani kontrak lagi dengannya 2 hari  yang lalu.)

Sambil meringis, aku menyapa dia sebiasa mungkin dengan menekan rasa mangkel di dada," Cou san! Nyonya, yang di atas komputer itu duit buatku yah?"
"Iya. So mui....nih, kopimu cepet diminum!"
"He he he....tengkiyu  untuk gaji dan kopinya ya nyah..." tersenyum, sambil lalu.
Tiga langkah meninggalkanku, nyonya balik lagi dan memelukku sambil berucap," Yani, maafkan aku ya, semalam memarahimu. Aku lagi stress banget sampai aku pun tak bisa tidur dengan tenang. Maka, pagi ini aku bangun lebih awal darimu. Kamu memaafkan aku kan?"
Aku mengangguk tanpa kata. Ya, sudahlah. Toh, nyonya juga sudah minta maaf. Dan itu yang aku suka dari nyonya, dia tak segan meminta maaf padaku atau pada siapa saja. Jujur saja aku kecewa dengan sikap nyonya semalam, malah boleh dibilang aku nggondok banget. Bagaimana tidak? nyonya tiba-tiba saja ngamuk tanpa sebab padaku dan terjadi di tengah malam. Tentu, aku pun ingin melampiaskan balik amarahku padanya. Karena aku juga manusia biasa yang punya emosi tapi aku tak mampu melakukannya. Dia terlalu baik untuk ku sakiti. Maka, aku pun melawan hatiku sendiri dan meluapkan amarah dalam tangis semalam. Selalu begitu. Huhhhh!!!

Pagi ini begitu beku karena suhu udara mencapai 8 derajat celcius, hingga kopi panas pun tak terasa. Segera ku reguk habis secangkir kopiku. Menengok jam, melesat ke kamar Sailo, membangunkannya. Beberapa menit kemudian, siap berangkat ke sekolah. Tak seperti biasa, nyonyaku nginthil mengantarkan sailo sampai gerbang sekolah. Mencium, memeluknya, membisikkan sesuatu," Sailo, mommy fan kung. Lei kwai la ha, deng cece hwa. Mo yai-yai. Cece hou sek lei a.Yu guo emhai, cece cau ka lah. Okey, bye-bye...see you tonight.
Sailo mengangguk lalu beralih memelukku seraya berkata," bye-bye cece...." kemudian berlari masuk.

Dalam perjalanan sekembalinya dari sekolah Sailo, aku dan nyonya diam tak banyak kata. Sampai di persimpangan jalan, sebelum say good bye, nyonya bertanya," Cece, lei mo ye le ma?" 
Aku tersenyum sambil menggelengkan kepala.
"Take it easy, okey! see you tonight. Bye-bye...." Nyonya melambaikan tangan sambil berlalu pergi.

Aku terpaku memandangi nyonya di ujung jalan sampai dia menghilang. Dalam hati aku bersyukur, betapa beruntungnya aku memiliki majikan yang baik hati. Sedangkan banyak teman BMI yang terlunta-lunta karena memiliki majikan yang jahat. Berdoa yang terbaik untuk kawan-kawanku semua. Semoga selalu sabar dan tawakal. Dulu aku juga pernah tertindas tapi percayalah di balik kekecewaan pasti ada moment manis suatu hari nanti. Tetap semangat!

Aku berjalan pulang, ngopi lagi sambil pesbukan sebentar. Ya, wis saiki ngepel sik ya........



Cou san : Selamat Pagi
So mui :
Sai Lo : Panggilan kepada anak laki-laki kecil seperti dalam bahasa jawa thole
Sai lo, mummy fankung, lei kwai la ha, deng cece hwa. Mo yai-yai, Cece hou sek lei a.Yu guo emhai cece cau ka lah : Adik kecil, mami kerja, kamu jadilah anak pintar, dengarkan kata-kata mbak. Jangan nakal, mbak sayang kamu, kalau kamu nakal, mbak akan pergi (pulang).
Cece, lei mo ye le ma? : Mbak, kamu baik-baik saja kan?