Search This Blog

22 July 2012

Ketika Sumiati Harus Melunasi Utang Temannya #Pelajaran Buat BMI-HK#


Awalnya, setiap kali bertemu dengannya, kami hanya saling melempar senyum. Karena kami memang belum kenal. Yang ku tahu, dia selalu mengantarkan makanan khas Indonesia untuk dititipkan di toko Indonesia  di kawasan Ma On Shan. Beberapa kali aku membeli makanan hasil masakannya. Terasa enak dan pas di lidah. Ketika suatu hari aku bertemu lagi dengannya, aku katakan bahwa masakannya lumayan enak.

"Masa sih mbak? kalau begitu beli tiap hari ya, biar penghasilanku bertambah," ujarnya. Lalu  kami ngobrol sejenak. Usut punya usut ternyata ibu dua anak ini tidak sengaja melakukan pekerjaan ilegal menurut peraturan perburuhan di Hong Kong. Dia berjualan makanan, walau dengan cara menitipkannya di beberapa toko Indonesia sekedar untuk menambah penghasilan karena kepepet.

Sumiati (bukan nama sebenarnya) seorang Buruh Migran Indonesia yang telah bekerja di Hong Kong selama hampir 4 tahun ini, menceritakan bahwa selama bekerja di Hong Kong,  gajinya habis buat membayar hutang-hutang pada dua buah perusahaan jasa peminjaman uang sekaligus.

"Aku ditipu teman baikku. Waktu itu dia datang kepadaku dan meminta tolong mencarikan pinjaman uang untuk biaya berobat ibunya yang sedang sakit keras di Indonesia," jelasnya. "Aku butuh uang 50 juta, tolong aku ya Mia," pinta teman baiknya sewaktu di PT  itu memohon dengan mimik yang memelas.

Karena merasa terharu dan kasihan pada Yuni (nama samaran) teman baiknya itu maka Sumiati pun berusaha mencarikan pinjaman kepada teman-temannya yang lain. Tapi uang 50 juta tidaklah sedikit. Tentu saja di antara teman-temannya tidak ada yang sanggup meminjami. Dan itu memang tidak mungkin. Akhirnya Sumiati menyerah dan mengatakan pada Yuni bahwa dia tidak bisa membantu mencarikan pinjaman.

Pada kesempatan lain Yuni, yang juga berprofesi sebagai buruh migran mengusulkan untuk meminjam uang pada perusahaan jasa financial dan Sumiati pun menyetujuinya dengan catatan dia hanya sebagai saksi dan diizinkan oleh majikannya. Sumiati yang bekerja pada keluarga Kong Mun Fai dan bertugas merawat seorang kakek yang lumpuh ini pun meminta izin pada majikannya dan kebetulan majikan dia baik hati. Izin didapat oleh Buruh Migran asal Sragen, Jawa tengah ini.

"Kebetulan waktu itu semua urusan berjalan dengan lancar dan pinjaman bisa dengan mulus didapat," terang Sumiati yang ternyata single parent ini. Dan setelah proses pinjam meminjam itu lambat laun Yuni susah di hubungi. Sebulan, dua bulan Yuni menghilang dari peredaran. Sampai bulan ketiga setelah transaksi pinjaman itu Sumiati di hubungi oleh petugas jasa financial, mereka menagih pembayaran cicilan hutang pada Sumiati. Perempuan 34 tahun ini hanya bisa melongo dan heran. "Kok bisa aku yang ditagih?" pikirnya.

Setelah petugas itu menjelaskan bahwa pihak pertama tidak bisa dihubungi dan telah jatuh tempo maka pihak kedua yang harus bertanggung jawab. Seketika itu juga Sumiati lemas tak berdaya. Dia baru tersadar kalau telah tertipu. Sumiati hanya bisa meneteskan air mata, menyesali kejadian ini. Nasi telah menjadi bubur.

Janda yang malang ini pun menceritakan nasib yang menimpanya kepada sang majikan. Sang majikan pun kaget. Namun, mereka tidak bisa berbuat banyak. Mereka hanya berpesan pada Sumiati untuk berhati-hati dalam memilih teman. Jangan mengatasnamakan setia kawan tapi akhirnya menjadi korban. Beruntung Sumiati tak di terminate oleh majikannya. Malah, Sumiati dianjurkan masak makanan Indonesia untuk dijual/dititipkan ke toko Indonesia di sekitar rumah. Menurut majikannya, Sumiati memang pandai memasak. Dan karena juga dia punya banyak waktu senggang. Praktis, ini menjadi solusi. Tapi tetap harus bertanggung jawab dengan pekerjaannya, sesuai pesan majikannya. Sumiati pun menyanggupi.      

Mulailah Sumiati melakukan aktifitas ilegal ini. Ya, semua itu terpaksa dilakukannya demi mencukupi kebutuhan hidupnya dan juga keluarganya di Indonesia. Sumiati berharap tidak ada Sumiati lainnya di kemudian hari. Dan juga berpesan untuk selalu berhati-hati dalam berteman dengan orang sekitar kita. Karena, kawan pun bisa berkhianat.

No comments: